CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN

7 Nov

Kembalinya Modem Membawa Perubahan

Karya : Juwita Wulan Anggriani

Alarm berbunyi jam 3 sore, “Kring..Kring..Kring..”  suara alarm yang begitu keras. Arin langsung terbangun saat mendengar alarm tersebut. Setelah membuka mata Arin kebingungan lalu melihat di sekitar tempat tidurnya.

“Tidak ada juga”, tanyanya dalam hati.

Kemudian Arin mengacak tempat tidurnya. Membolak balik bantalnya satu persatu dan mengepakan selimutnya serta membuka seprai kasurnya.

“Hmmm, mungkin modem itu terselip” katanya dalam hati.

Sebab sesudah ia memasang alarm ia sempat menggunakan modemnya lalu tertidur. Tapi beberapa menit kemudian, wajah Arin tampak jengkel dan kecewa.

“Nampaknya modem itu benar-benar hilang” katanya.

Arin berusaha untuk mengingatnya lalu ia duduk di kursi dekat jendela kamarnya. Arin memikirkan sebelum ia tidur siang dan memasang alarm. Arin baru ingat, sebelum ia tertidur ia menggunakan modem itu saat Nada sepupunya masuk ke kamarnya.

Nada adalah sepupunya yang tadi siang masuk ke kamarnya bersama kedua temannya Rini dan Rani untuk meminta tolong kepadanya membuat tugas sekolah.

Kemudian, sejenak Arin terpikir “Bagaimana mungkin modem itu bisa hilang ???” ujarnya dalam hati.

“Apakah Nada yang mengambil modem ku saat aku tertidur” katanya dengan berpikir.

“Arin..Arin..Arin..” Suara teriakan mama membangunkan Arin karena hari sudah sore.

 “Iya ma, aku sudah bangun” jawab Arin sambil keluar kamar dengan meninggalkan tempat tidur yang begitu berantakan.

Melihat wajah  Arin yang begitu sedih, “Kenapa kamu Arin..??” Mama bertanya kepadanya. Lalu Arin menjelaskan kepada mama nya tentang modemnya yang hilang.

“Coba kamu cari dengan teliti siapa tahu terselip di kasur mu.??” Ujar mama kepada Arin.

“Iya ma” Arin menjawab dengan sedikit lesu.

Arin kembali ke kamarnya mengambil handuk untuk mandi. Arin berusaha untuk tenang, lalu melakukan aktivitasnya seperti biasanya dan berusaha menghentikan pencarian modemnya yang hilang.

Saat malam hari modem itu belum juga ketemu, setelah selesai menyiapkan daftar pelajaran untuk sekolah besok. Arin berbaring untuk tidur, tapi sayang malam itu Arin tidak dapat tidur karena masih memikirkan modemnya yang masih hilang.

“Penasaran aku, dimana ya modem aku tadi kok bisa hilang..?” ujar Arin dengan berpikir yang sedang berbaring di tempat tidur.

Malam itu, pikiran Arin pun masih tertuju pada sepupunya Nada dan teman-temannya. Malam yang diikuti dengan hujan yang membuat suasana kamar Arin menjadi dingin. Berpikir.. berpikir.. dan terus berpikir mengingat kejadian hilangnya modem, secara tidak sadar Arin tertidur. Jarum jam yang mengarah ke jam 11 malam, akhirnya Arin memejamkan matanya dan tertidur.

“Arin..Arin..Arin..” Suara teriakan itu yang tidak pernah tertinggal saat pagi hari.

 “ Iya Ma, aku sudah bangun..”  jawab Arin.

Beberapa menit kemudian, waktunya untuk sarapan pagi. Saat sarapan pagi adalah waktu saat mareka sekeluarga bisa berkumpul bersama. Arin bertanya kepada Mamanya.

“Ma, apa mama tidak lihat modem aku ada dimana..?”

“Yaaa, pastinya ada di kamar kamu lah..” jawaban singkat mama.

“Tapi di kamar aku modemnya tidak ada Ma, apa jangan-jangan hilang ya Ma..?..” kata Arin.

“Kok bisa tidak ada, coba kamu cari dulu, tidak mungkin hilang, lagian siapa juga yang mau ambil modem kamu..”

“Iya juga sih, tapi Ma.. Apa Nada yang mengambil”

“Sudahlah, habisin sarapan mu?  Itu Papa mu sudah menunggu” jawab mama sambil memotong pembicaraan Arin yang belum selesai.

Jarum jam mengarah ke setengah tujuh, Arin cepat-cepat menyelesaikan sarapannya dan langsung pergi keluar sambil berlari dan mengucapkan “Assalammualaikum.. Ma, aku berangkat” kata Arin sambil berlari dan lupa bersalaman dengan mamanya.

“Dasar Arin, kebiasaan kalau terburu-buru” jawab mama sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah Arin berangkat ke sekolah, keadaan rumah mejadi sepi. Seperti biasanya mama melakukan pekerjaan rumah. Kemudian tidak sengaja mama membuka pintu kamar Arin. Kata pertama yang diucapkan mama “Astaghfirullah,..” Mama langsung kaget melihat kamar yang begitu berantakan. Mama sejenak menggelengkan kepala “Dasar kebiasaan si Arin” kata mama. Mama langsung membereskan tempat tidur Arin, tiba-tiba saat mengepakan selimut mama mendengar bunyi “Tekkkk” suara benda kecil terjatuh. Mama melihat benda itu ternyata itu adalah modemnya Arin yang tadi katanya hilang. Mama langsung mengambil modem itu untuk di simpan.

Pagi begitu cerah, suasana sekolah begitu ramai. Tapi sayang, tidak seperti biasanya Arin datang dengan wajah yang begitu bingung memikirkan sesuatu. Salah satu temannya Karin  sempat bertanya “Ada apa sih?? Kok kamu seperti orang bingung Rin..?” katanya. Dengan sedikit kesal Karin hanya melihat jawaban Arin dengan gelengan kepala saja. Karin yang telah mengerti sifatnya Arin, jawaban dengan gelengan kepala itu sudah biasa walau sempat membuat Karin kesal sedikit.

Beberapa jam kemudian, dua mata pelajaran telah selesai. Akhirnya saat jam istirahat Arin menceritakan modemnya yang hilang kepada Karin. Arin menceritakan bahwa ia curiga pada sepupunya Nada yang mengambil modemnya. Walaupun Karin telah memberikan saran kepada Arin bahwa tidak mungkin sepupunya yang mengambil modem itu, Arin masih tetap tidak percaya dan masih memikirkan hal itu.

Pagi itu, di sekolah Arin tidak berkosentrasi pada semua pelajaran sampai bel berbunyi yang menunjukan semua murid untuk pulang. Arin segera pulang. “Assalamualaikum” kata nya. Tidak ada jawaban untuk Arin karena rumah sedang kosong dan mama sedang pergi.

Arin langsung masuk ke kamarnya, dan langsung mengacak kamarnya lagi untuk melanjutkan pencarian modemnya yang hilang kemarin. Begitu pentingnya modem itu untuk Arin karena memori yang di dalamnya terdapat beberapa tugas yang akan dikumpul besok. Dengan pakaian sekolah dan belum makan siang, Arin langsung mengacak kamarnya kembali tetapi tetap tidak ada modem itu. Arin duduk sejenak di kasurnya dan tertidur.

“Assalamualailum” kata mama yang tidak mendengar jawaban untuk salam nya. “ Ahh mungkin Arin belum pulang” katanya dalam hati.

Mama sangat khawatir memikirkan Arin yang belum pulang dari sekolahnya. Terpikir oleh mama untuk menghubungi Karin dan masuk ke kamar untuk mengambil nomor telepon Karin. Saat membuka pintu “Asstafirullah..Arin..Arin kapan kamu bisa berubah untuk jadi anak yang tidak malas lagi dan jadi anak yang rajin” kata mama yang begitu kecewa saat melihat Arin yang tertidur dengan pakaian sekolah dan tempat tidur yang berantakan lagi.

“Karin..Karin.. untung saja mama ini sabar” kata mama sambil menarik nafas dan menggelengkan kepala”. Kapan kamu berubah untuk menjadi anak yang dewasa dan tidak manja”.

Mama lalu membangunkan Arin, Arin bangun untuk berganti pakaian dan makan siang. Arin makan siang dengan terburu-buru.

“Ada apa kamu Arin? kalau lagi makan pelan-pelan” kata mama.

“Ma.. Arin bingung, apa bener ya Nada yang mengambil modem Arin??..”

“Jangan menuduh orang terlalu cepat, cari dulu di kamar kamu Rin” jawab mama yang sedang menyembunyikan modemnya.

“Sudah ma, Sudah Arin cari dari tadi modem itu di dalam kamar tapi tetep tidak ada, asal mama tau begitu pentingnya modem itu untuk Arin karena memori yang di dalamnya terdapat beberapa tugas yang akan dikumpul besok, bagaimana ini ma..?” Tanya Arin kepada mama yang meminta saran dan telah putus asa untuk mencari modem itu tidak ketemu juga.

Melihat Arin begitu sedih akhirnya mama tidak tegah untuk  menyembunyikan modemnya yang ia temukan tadi pagi saat membersihkan tempat tidur Arin. Kemudian mama memberikan saran kepada Arin untuk berdo’a agar modem itu kembali.

Selesai makan “Allahuakbar..Allahuakbar,,” suara azan ashar berkumandang. Arin yang sangat jarang mengerjakan sholat ashar akhirnya ia sholat ashar juga. Lalu mama sangat kaget melihatnya ” Ternyata tidak sia-sia mama menyembunyikan modemnya untuk sesaat” kata mama dalam hati.

Saat Arin mengerjakan sholat di ruang keluarga, mama masuk ke kamarnya  lalu meletakan modemnya di atas meja belajarnya. Mama sangat senang sekali melihat Arin yang menjalankan sholat. Selesai Sholat Arin masuk ke kamarnya dan berusaha iklas untuk modemnya yang hilang. Arin yang sangat jarang duduk di kursi meja belajarnya akhirnya duduk juga. Secara tiba-tiba Arin melihat modem itu di atas meja belajarnya dan langsung teriak

“ Maaaaaa..Maaaaaa”

Mama kaget dan langsung menuju ke kamar Arin setelah mendengar teriakannya. Arin langsung memeluk mamanya dan mengatakan  “Terima kasih ma karena berkat saran mama modem Arin bisa kembali dan Allah mengambulkan do’a Aris.

Kejadian hari ini membuat Arin lebih bersyukur dan berterima kasih kepada Allah karena telah mendengarkan doa nya begitu cepat.

Mama lalu terharu mendengar perkataan Arin, karena baru kali ini Arin bisa mengatakan lebih bersyukur. Mama sangat legah saat Arin mengucapkan kata-kata  itu kepadanya untuk yang pertama kalinya.

Hari ini yang begitu bersejarah untuk mama yang tidak akan di lupakannya dan dengan kejadian hari ini juga Arin sering mengerjakan sholat lima waktunya serta tidak lupa ia meminta maaf kepada Nada karena sempat menuduhnya.

 

 

Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain

7 Nov

Kehidupan Ku

Karya : Marlita

Mencuci dan  menyetrika pakaian, itulah pekerjaan ku sehari-hari. Pakaian yang berwarna-warni menemani hari-hari ku. Setiap hari, pakaian orang lain menjadi teman ku.

Rambut yang sudah memutih dan tenaga yang sudah mulai melemah tak menyurutkan semangat ku untuk mencari sesuap nasi. Di umur ku yang sudah rentah ini, aku bersyukur masih bisa hidup dalam keadaan sehat walafiat. Energi yang ku dapat berasal dari hasil jerih payah ku sendiri.

Di kontrakan yang berukuran 4 X 4 meter inilah menjadi tempat ku untuk beristirahat dan tempat berlindung dari hujan atau panas. Sudah hampir 25 tahun aku tinggal di tempat ini, rumah yang menjadi saksi bisu tentang perjalanan hidup ku.

Sahutan kokok ayam jantan sudah terdengar menandakan bahwa pagi sudah datang, aku sudah bangun untuk memasak makanan yang akan mengisi energi ku. Dari pagi sampai matahari tepat di atas kepala aku mencuci pakaian-pakaian itu.

“Sudah pulang mencuci Mak..?”  Bu Santi menghampiri ku

“Iya Bu, sungguh sulit mencari sesuap nasi” jawab ku sambil meletakan ember dan membuka pintu kontrakan.

“Ya, memang beginilah kehidupan Mak, Semakin lama perekonomian kita semakin sulit”. Buk Santi menyambung perkataan ku sambil tersenyum.

Buk Santi berjalan meninggalkan ku, aku masuk ke kontrakan ku merebahkan badan ku untuk beristirahat sejenak.

“huhh, badan ku terasa pegal-pegal semua” gumamku.

Jarum jam terus berputar adzan dzuhurpun berkumandang, aku langsung berwudhu dan mengucap syukur pada Allah SWT atas segala nikmatnya.

Suara keras mengagetkan ku, hari berubah menjadi gelap awan-awan yang putih menjadi hitam. Aku langsung teringat pada pakaian yang sedang ku jemur untuk ku angkat sebelum hujan turun.

Sudah menjadi kebiasaan ku, terlambat untuk mangangkat jemuran sehingga basah dan harus di cuci lagi. Untuk itu sudah ku jadikan pelajaran ku agar sedia payung sebelum hujan.

Pakaian-pakaian yang sudah kering, ku setrika seperti biasannya sebelum aku mengembalikan ke pemiliknya. Sedangkan pakaian yang masih basah, aku gantungkan di setiap sudut kontrakan ku sehingga terlihat kontrakan ku seperti pedagang pakaian.

Malam ini hujan turun cukup deras sejenak aku berpikir tentang kehidupan ku di  masa tua ini.

“68 tahun di umur ku yang rentah ini, aku berharap anak-anak ku bisa merawat ku” harapan ku dalam hati.

6 orang anak ku, tinggal jauh dari kontrakan ku. Mereka sangat jarang mengunjungi ku.

“Apakah mereka sejenak pernah terpikir tentang aku” tanya ku dalam hati.

Bertahun-tahun aku menjadi buruh cuci sejak suami ku sebelum meninggal, dari hasil mencuci itulah aku bisa menghidupi anak-anak ku dan menyekolahkannya walau hanya tamatan SD saja setidaknya mereka bisa mengenal huruf walau masih sederhana. Beginilah kehidupan ku selalu berputar dan berputar tanpa ada perubahan yang signifikan. Untuk membeli sehelai pakaian saja aku harus berpikir berulang kali, sungguh kerasnya hidup yang ku jalani dengan sendiri.

Banyak pengalaman hidup yang aku dapatkan, dengan begini aku lebih bersyukur. Begitu sulit bagi ku untuk bisa bertahan hidup, tapi aku tetap mencoba bertahan di tengah kehidupan yang semakin sulit ini. Karena bagi ku masih banyak orang yang kurang beruntung dari ku.

Aku berpikir “Walaupun hidup seadannya, tapi aku tidak pernah takut untuk berbagi. Karena bagi ku dengan berbagi tidak akan menghabiskan rezeki, tetapi malah menambah rezki kita, Insyaallah” kata ku.

“Tak ada kekuatan yang lebih dahsyat selain kekuatan do’a dan tetap berusaha, itulah yang menjadi pedoman hidup ku selama ini”. Pasti ada jalan di balik kesulitan atau masalah yang kita hadapi. Aku bisa bertahan hidup walaupun sendiri itu salah satu anugerah yang di berikan Allah kepada ku. Ini lah kehidupan ku.

 

 

PEMUDA SEBAGAI PEMBAWA PERUBAHAN

11 Oct

Judul Buku              : Generasi Muda Menolak Kemiskinan

Penyusun                 : Chavchay Syaifullah

Editor                       : Sutia Budi dan Fauzi luthfiyadin

Kontrol Kualitas      :Vina Dwi Laning

Ilustrasi                    : Sumadi

Perancang Kulit       : Sumadi

Setting dan Lay Out: Triningsih

Cetakan                   : 1,Tahun 2008

Percetakan               : Macanan Jaya Cemerlang

kemiskinan adalah suatu permasalahan negara yang sudah menjamur dan belum bisa ditemukan jalan keluarnya. Kata miskin secara sederhana berarti suatu kondisi atau keadaan tidak berharta,dimana harta seseorang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari orang tersebut. Kemiskinan biasanya terkait dengan masalah ketiadaan sumber daya ekonomi,sosial kultural,dan politik masyarakat tertentu.

Pada buku ini dibahas tentang pemuda dan kemiskinan,Sebuah negara akan maju jika pemudanya mampu berperan aktif dalam penyelesaian masalah dan konflik negaranya.Indonesia adalah negara berkembang,istilah  negara berkembang merujuk pada pada negara- negara ”miskin”.Dengan karakter negara yang belum sepenuhnya mengalami demokratisasi,indonesia berada dalam proses pembenahan untuk menjadi lebih baik.

Dalam suatu negara, pemuda mempunyai peran penting untuk membenahi negara menjadi lebih baik.Pemuda yang tidak ikut beperan dalam pembangunan negara juga menjadi beban negara,seperti para pengangguran.Akan tetapi,pengangguran itu tidak semua berakar dari kesalahan pemuda itu sendiri tetapi juga pemerintah yang tidak bisa memberi lapangan pekerjaan untuk para pemuda.Sekarang,pemuda dapat bekerja jika memiliki pendidikan yang tinggi sedangkan bagi pemuda yang tidak berpendidikan tidak dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.Akan tetapi jika mereka bisa memanfaatkan kemampuannya maka dia juga bisa membawa perubahan tanpa menjadi beban negara.

Kemiskinan sebenarnya dapat diselesaikan oleh pemuda,pemuda dapat membuka usaha dengan memanfaatkan kreativitasnya.Akan tetapi banyak pemuda sekarang lebih memilih untuk sukses secara instan,seperti menjadi bintang dibandingkan mengeluarkan dan memanfaatkan kreativitasnya.Buku ini termasuk buku nonfiksi yang membahas tentang pemuda dan kemiskinan yang sudah mendarah daging diindonesia.Buku ini ditulis oleh chavchay syaifullah,ia lahir di jakarta 1 oktober 1977 dan ia adalah alumni sekolah tinggi filsafat driyarkara,jakarta.Syaifullah dikenal sebagai penyair,esais,cerpenis,dan novelis.Buku-bukunya yang sudah terbit yaitu Multatuli Tak Pernah Mati,Payudara,Perlawanan Binatang Jalang dan AOTAR.Selain bekerja sebagai sastrawan dan wartawan,ia juga aktif dalam kelompok penyayi jalanan rangkasbitung(KPJ-R),Forum Bangkit Indonesia(FBI),Indonesian Studies and Advocacy Center(ISAC),Lintasan Kalam(LinK),dn sindikasi Generasi Muda Indonesia(SGMI) (pada tahun 2008).

Dalam buku ini terdapat kelebihan dan kekurangan.Kelebihan dari buku ini adalah dapat memotivasi para pemuda untuk dapat memberikan perubahan pada indonesia dengan memanfaatkan kemampuan dan kreativitas yang ia miliki,terdapat gambar-gambar  sehingga tidak jemu untuk membaca buku ini,selalu menempatkan nama ahli yang kalimat atau kata-katanya dikutip dibagian bawah halaman,terdapat glosarium dihalaman belakang.Kelemahan dari buku ini adalah banyak kata-kata yang sulit dimengerti seperti inherensi,pragmatis,imperialisme, kolonialisme dan lain-lain.

Sebuah karya ditulis dan dicetak sedemikian rupa untuk dapat menarik perhatian serta simpati  para pembaca. Saya kira buku ini sudah menarik untuk dilihat dan dibaca terutama jika kita ingin mengetahui tentang peran pemuda dalam pembangunan sebuah bangsa terutama untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan.Kita sebagai pemuda seharusnya mampu menuangkan pikiran dan segala kreativitas kita demi pembangunan yag lebih baik.Masalah kemiskinan akan bisa diselsesaikan,bila pemudanya memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi untuk membawa negaranya menjadi lebih baik.Untuk mewujudkan itu pemuda bisa bekerja sama dengan pemerintah.

Jadilah pemuda yang mampu  memberikan sesuatu yang terbaik untuk negara bukan malah menjadi tanggungan atau beban negara.

 

Kedudukan Wanita Di Dalam Islam

31 Jan

Adapun di China, seorang wanita diberikan pekerjaan yang terhina. Orang china tidak senang jika diberitahukan bahwa anak yang dilahirkan istrinya adalah seorang wanita. Sebagaimana orang-orang Yunani juga menyebut wanita sebagai kekejian, dan kekejian ini adalah perbuatan setan, di boleh diperjual belikan, sama seperti barang komersial, bahkan derajat wanita di dalam pandangan mereka tidak melebihi derajat seorang pembantu.

Adapun orang-orang Yahudi, derajat seorang wanita di dalam pandangan mereka adalah pembantu semata. Sementara itu, orang-orang Nashroni harus bertanggung jawab dengan menyebarnya berbagai kekejian dan kemngkaran di tengah-tengah masyarakat, bahkan pernikahan termasuk perbautan nakjis di dalam pandangan mereka bahkan harus dijauhi.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada abad ke 6 M Prancis pernah mengadakan konsprensi yang membahas tentang apakah wanita manusia atau tidak?.

Sementara bangsa Arab, pada masa jahiliyah, adalah bangsa yang menguburkan bayi wanita secara hidup-hidup karena mereka takut tercela dengan kehadiran wanita. Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman:

Continue reading

Keistimewaan Wanita dalam Pandangan Islam

31 Jan

Sungguh luar biasa Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna, dan dibekali pula dengan kodrat bagai tiang penyanggah yang slalu dibawa kemana pergi dan suatu saat nanti Allah SWT akan menggantikannya menjadi kebajikan apabila tiang itu dipergunakan dan diletakannya ditempat yang baik dan benar.

Wahai wanita berbahagialah karena begitu banyak kelebihan dan keistimewaan yang dianugrahkan kepada kita. Dan jadikanlah anugrah ini sebagai batu permata penghias taman Syurga FirdausNya, amien.

Continue reading