Kembalinya Modem Membawa Perubahan
Karya : Juwita Wulan Anggriani
Alarm berbunyi jam 3 sore, “Kring..Kring..Kring..” suara alarm yang begitu keras. Arin langsung terbangun saat mendengar alarm tersebut. Setelah membuka mata Arin kebingungan lalu melihat di sekitar tempat tidurnya.
“Tidak ada juga”, tanyanya dalam hati.
Kemudian Arin mengacak tempat tidurnya. Membolak balik bantalnya satu persatu dan mengepakan selimutnya serta membuka seprai kasurnya.
“Hmmm, mungkin modem itu terselip” katanya dalam hati.
Sebab sesudah ia memasang alarm ia sempat menggunakan modemnya lalu tertidur. Tapi beberapa menit kemudian, wajah Arin tampak jengkel dan kecewa.
“Nampaknya modem itu benar-benar hilang” katanya.
Arin berusaha untuk mengingatnya lalu ia duduk di kursi dekat jendela kamarnya. Arin memikirkan sebelum ia tidur siang dan memasang alarm. Arin baru ingat, sebelum ia tertidur ia menggunakan modem itu saat Nada sepupunya masuk ke kamarnya.
Nada adalah sepupunya yang tadi siang masuk ke kamarnya bersama kedua temannya Rini dan Rani untuk meminta tolong kepadanya membuat tugas sekolah.
Kemudian, sejenak Arin terpikir “Bagaimana mungkin modem itu bisa hilang ???” ujarnya dalam hati.
“Apakah Nada yang mengambil modem ku saat aku tertidur” katanya dengan berpikir.
“Arin..Arin..Arin..” Suara teriakan mama membangunkan Arin karena hari sudah sore.
“Iya ma, aku sudah bangun” jawab Arin sambil keluar kamar dengan meninggalkan tempat tidur yang begitu berantakan.
Melihat wajah Arin yang begitu sedih, “Kenapa kamu Arin..??” Mama bertanya kepadanya. Lalu Arin menjelaskan kepada mama nya tentang modemnya yang hilang.
“Coba kamu cari dengan teliti siapa tahu terselip di kasur mu.??” Ujar mama kepada Arin.
“Iya ma” Arin menjawab dengan sedikit lesu.
Arin kembali ke kamarnya mengambil handuk untuk mandi. Arin berusaha untuk tenang, lalu melakukan aktivitasnya seperti biasanya dan berusaha menghentikan pencarian modemnya yang hilang.
Saat malam hari modem itu belum juga ketemu, setelah selesai menyiapkan daftar pelajaran untuk sekolah besok. Arin berbaring untuk tidur, tapi sayang malam itu Arin tidak dapat tidur karena masih memikirkan modemnya yang masih hilang.
“Penasaran aku, dimana ya modem aku tadi kok bisa hilang..?” ujar Arin dengan berpikir yang sedang berbaring di tempat tidur.
Malam itu, pikiran Arin pun masih tertuju pada sepupunya Nada dan teman-temannya. Malam yang diikuti dengan hujan yang membuat suasana kamar Arin menjadi dingin. Berpikir.. berpikir.. dan terus berpikir mengingat kejadian hilangnya modem, secara tidak sadar Arin tertidur. Jarum jam yang mengarah ke jam 11 malam, akhirnya Arin memejamkan matanya dan tertidur.
“Arin..Arin..Arin..” Suara teriakan itu yang tidak pernah tertinggal saat pagi hari.
“ Iya Ma, aku sudah bangun..” jawab Arin.
Beberapa menit kemudian, waktunya untuk sarapan pagi. Saat sarapan pagi adalah waktu saat mareka sekeluarga bisa berkumpul bersama. Arin bertanya kepada Mamanya.
“Ma, apa mama tidak lihat modem aku ada dimana..?”
“Yaaa, pastinya ada di kamar kamu lah..” jawaban singkat mama.
“Tapi di kamar aku modemnya tidak ada Ma, apa jangan-jangan hilang ya Ma..?..” kata Arin.
“Kok bisa tidak ada, coba kamu cari dulu, tidak mungkin hilang, lagian siapa juga yang mau ambil modem kamu..”
“Iya juga sih, tapi Ma.. Apa Nada yang mengambil”
“Sudahlah, habisin sarapan mu? Itu Papa mu sudah menunggu” jawab mama sambil memotong pembicaraan Arin yang belum selesai.
Jarum jam mengarah ke setengah tujuh, Arin cepat-cepat menyelesaikan sarapannya dan langsung pergi keluar sambil berlari dan mengucapkan “Assalammualaikum.. Ma, aku berangkat” kata Arin sambil berlari dan lupa bersalaman dengan mamanya.
“Dasar Arin, kebiasaan kalau terburu-buru” jawab mama sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah Arin berangkat ke sekolah, keadaan rumah mejadi sepi. Seperti biasanya mama melakukan pekerjaan rumah. Kemudian tidak sengaja mama membuka pintu kamar Arin. Kata pertama yang diucapkan mama “Astaghfirullah,..” Mama langsung kaget melihat kamar yang begitu berantakan. Mama sejenak menggelengkan kepala “Dasar kebiasaan si Arin” kata mama. Mama langsung membereskan tempat tidur Arin, tiba-tiba saat mengepakan selimut mama mendengar bunyi “Tekkkk” suara benda kecil terjatuh. Mama melihat benda itu ternyata itu adalah modemnya Arin yang tadi katanya hilang. Mama langsung mengambil modem itu untuk di simpan.
Pagi begitu cerah, suasana sekolah begitu ramai. Tapi sayang, tidak seperti biasanya Arin datang dengan wajah yang begitu bingung memikirkan sesuatu. Salah satu temannya Karin sempat bertanya “Ada apa sih?? Kok kamu seperti orang bingung Rin..?” katanya. Dengan sedikit kesal Karin hanya melihat jawaban Arin dengan gelengan kepala saja. Karin yang telah mengerti sifatnya Arin, jawaban dengan gelengan kepala itu sudah biasa walau sempat membuat Karin kesal sedikit.
Beberapa jam kemudian, dua mata pelajaran telah selesai. Akhirnya saat jam istirahat Arin menceritakan modemnya yang hilang kepada Karin. Arin menceritakan bahwa ia curiga pada sepupunya Nada yang mengambil modemnya. Walaupun Karin telah memberikan saran kepada Arin bahwa tidak mungkin sepupunya yang mengambil modem itu, Arin masih tetap tidak percaya dan masih memikirkan hal itu.
Pagi itu, di sekolah Arin tidak berkosentrasi pada semua pelajaran sampai bel berbunyi yang menunjukan semua murid untuk pulang. Arin segera pulang. “Assalamualaikum” kata nya. Tidak ada jawaban untuk Arin karena rumah sedang kosong dan mama sedang pergi.
Arin langsung masuk ke kamarnya, dan langsung mengacak kamarnya lagi untuk melanjutkan pencarian modemnya yang hilang kemarin. Begitu pentingnya modem itu untuk Arin karena memori yang di dalamnya terdapat beberapa tugas yang akan dikumpul besok. Dengan pakaian sekolah dan belum makan siang, Arin langsung mengacak kamarnya kembali tetapi tetap tidak ada modem itu. Arin duduk sejenak di kasurnya dan tertidur.
“Assalamualailum” kata mama yang tidak mendengar jawaban untuk salam nya. “ Ahh mungkin Arin belum pulang” katanya dalam hati.
Mama sangat khawatir memikirkan Arin yang belum pulang dari sekolahnya. Terpikir oleh mama untuk menghubungi Karin dan masuk ke kamar untuk mengambil nomor telepon Karin. Saat membuka pintu “Asstafirullah..Arin..Arin kapan kamu bisa berubah untuk jadi anak yang tidak malas lagi dan jadi anak yang rajin” kata mama yang begitu kecewa saat melihat Arin yang tertidur dengan pakaian sekolah dan tempat tidur yang berantakan lagi.
“Karin..Karin.. untung saja mama ini sabar” kata mama sambil menarik nafas dan menggelengkan kepala”. Kapan kamu berubah untuk menjadi anak yang dewasa dan tidak manja”.
Mama lalu membangunkan Arin, Arin bangun untuk berganti pakaian dan makan siang. Arin makan siang dengan terburu-buru.
“Ada apa kamu Arin? kalau lagi makan pelan-pelan” kata mama.
“Ma.. Arin bingung, apa bener ya Nada yang mengambil modem Arin??..”
“Jangan menuduh orang terlalu cepat, cari dulu di kamar kamu Rin” jawab mama yang sedang menyembunyikan modemnya.
“Sudah ma, Sudah Arin cari dari tadi modem itu di dalam kamar tapi tetep tidak ada, asal mama tau begitu pentingnya modem itu untuk Arin karena memori yang di dalamnya terdapat beberapa tugas yang akan dikumpul besok, bagaimana ini ma..?” Tanya Arin kepada mama yang meminta saran dan telah putus asa untuk mencari modem itu tidak ketemu juga.
Melihat Arin begitu sedih akhirnya mama tidak tegah untuk menyembunyikan modemnya yang ia temukan tadi pagi saat membersihkan tempat tidur Arin. Kemudian mama memberikan saran kepada Arin untuk berdo’a agar modem itu kembali.
Selesai makan “Allahuakbar..Allahuakbar,,” suara azan ashar berkumandang. Arin yang sangat jarang mengerjakan sholat ashar akhirnya ia sholat ashar juga. Lalu mama sangat kaget melihatnya ” Ternyata tidak sia-sia mama menyembunyikan modemnya untuk sesaat” kata mama dalam hati.
Saat Arin mengerjakan sholat di ruang keluarga, mama masuk ke kamarnya lalu meletakan modemnya di atas meja belajarnya. Mama sangat senang sekali melihat Arin yang menjalankan sholat. Selesai Sholat Arin masuk ke kamarnya dan berusaha iklas untuk modemnya yang hilang. Arin yang sangat jarang duduk di kursi meja belajarnya akhirnya duduk juga. Secara tiba-tiba Arin melihat modem itu di atas meja belajarnya dan langsung teriak
“ Maaaaaa..Maaaaaa”
Mama kaget dan langsung menuju ke kamar Arin setelah mendengar teriakannya. Arin langsung memeluk mamanya dan mengatakan “Terima kasih ma karena berkat saran mama modem Arin bisa kembali dan Allah mengambulkan do’a Aris.
Kejadian hari ini membuat Arin lebih bersyukur dan berterima kasih kepada Allah karena telah mendengarkan doa nya begitu cepat.
Mama lalu terharu mendengar perkataan Arin, karena baru kali ini Arin bisa mengatakan lebih bersyukur. Mama sangat legah saat Arin mengucapkan kata-kata itu kepadanya untuk yang pertama kalinya.
Hari ini yang begitu bersejarah untuk mama yang tidak akan di lupakannya dan dengan kejadian hari ini juga Arin sering mengerjakan sholat lima waktunya serta tidak lupa ia meminta maaf kepada Nada karena sempat menuduhnya.